Joseph Army Sadhyoko – Sejarawan
Gedung Marabunta di Kawasan Kota Lama Semarang yang tampak antik dan unik dengan hiasan dua patung semut raksasa di dindingnya, dulu bernama Gedung Schouwburg. Dalam bahasa Belanda ,Schouwburg memilikiarti gedung pertunjukan atau teater.
Gedung ini sebenarnya tidak diketahui persis kapan dibangunnya.Tetapi para arkeolog Balar memperkirakan gedung Shouwbrug dibangun setelah pembongkaran benteng Kota Lama pada tahun 1824, sejalan dengan pengembangan kawasan permukiman di Kota Semarang dan jalan pos Daendels. Gedung ini dibangun dengan tujuan untuk menyediakantempat hiburan bagipara penghuni kawasan Kota Lama yang waktuitudidominasi warga Eropa.
Gedung yang berkapasitas ratusan penonton ini, dilengkapi pula denganistal di seberangnya, yang dimaksudkan untuk tempat “parkir” kuda yang saat itu menjadi moda transportasi yang umum digunakan oleh warga Eropa. Begitu banyaknya kuda yang sering ditambatkan di sana berakibat munculnya bau kotoran yang menyengat, sehingga ada yang menyebut nama gang di seberang pintu masuk utama gedung itu sebagai gang tai.
Pada era kolonialisme Belanda, di gedung inisering dipentaskan komedi Stamboel. Stamboel sendiri adalah istilah serapan darikata Istambul, yang merujuk pada nama kota di Turki tempat komedi ini berkembang luas di daratan Eropa. Stamboel merupakanteater sandiwara keliling mirip sirkus di Eropa yang diadopsi di Hindia Belanda. Saking seringnya Komedi Stamboel dipentaskan di sana, maka nama jalan di depan gedung akhirnya juga dikenal dengan nama Komedistraat.
Selain komedi, di sana kerap ditampilkan pula musik dan lagu-lagu dari para musisi dan penyanyi terkenal, juga beragam tarian, mulai dari tari tradisional hingga tari erotis. Ada salah satu artis legendaris kelahiran Belanda yang juga pernah menampilkan tari erotis di sana, yaitu Matahari. Matahari yang awalnya dikenal sebagaiseorang penari erotis profesional, dalam perjalananan hidupnya kemudian terlibat dalam berbagai skandal prostitusi kelasatas yang melayani sejumlah elit politikEropa. Iabahkan diduga menjadi agen spionase gandauntukJerman sekaligus Perancis selama masa Perang Dunia pertama. Kisah hidupnya makin melegenda karena berakhir tragis, dijatuhi hukuman mati.
Pada masa perang dunia kedua atau lebih tepatnya pada masa penjajahan Jepang yang lalu disambung dengan perang untuk merebut kemerdekaan, gedung Schouwburg bernasib merana. Kumuh dan rusak di sana-sini karena tidak digunakan dan kurang perawatan.
Pada masa pasca kemerdekaan, Kodam VII Diponegoro mendapatkan hak untuk menggunakan gedung ini. Pengelolaan gedung in ikemudian diserahkan ke perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) yang bernama Marabunta dan merupakan Badan Usaha Purnawirawan Angkatan Darat Kodam VII/Diponegoro. Marabunta sendiri adalah nama spesies semut raksasa yang ganas. Gedung ini pun kemudian diberi nama sama dan namanya direpresentasikans ecara visual dengan patung semut raksasa tersebut di dindingnya. Sisa bangunangedung yang berada di sebelah selatanberhasildiselamatkan. Penyelamatan dan perawatan bangunan ini terus berlanjut di bawah Yayasan Diponegoro, hingga akhir dekade 1960-an.
Sisi bangunan yang terselamatkan ini,dulunyamerupakan bar atau kafe untuk tempat pengunjung bersantai usai menyaksikan pementasan di gedung utama. Pada bentuk aslinya, panggung pementasan menghadap arah utara dengan bentuk bangunan oval utuh. Sisi selatan yang diselamatkanini, sekarangterus dikembangkan untuk menunjang wisata di Kawasan Kota LamaSemarang. Kini, gedungtersebutberfungsisebagai gedung pertunjukan bergaya Indis yang bisa digunakan untu ktempat pementasan seni budaya dan juga disewakan untuk resepsi pernikahan.